[Kelas Menulis Ikabim] Mimpi yang Tak Lagi Mimpi


Credit: ex nihilo

Mimpi adalah bagian dari angan dan cita – cita. Yang terselip harapan untuk mampu menjadi bagian dari takdir yang nyata. Kita semua tahu, tak semua yang kita inginkan bisa terwujud dengan mudah. Ada pengorbanan dan perjuangan. Begitu indahnya Gusti Allah merancang kehidupan. Nikmati prosesnya.

Seperti manusia lainnya, aku juga punya mimpi. Ada yang berubah menjadi takdir yang nyata, namun tak jarang berubah menjadi kepingan kenang. Tapi bukankah Gusti Allah Maha pengasih lagi Maha Penyayang? tak jarang memberi kejutan. Kau tahu? Allah begitu romantis padaku. Bahkan pada hal kecil yang tak terfikirkan olehku.

Pada tahun 2019 ini, banyak sekali perubahan besar dalam hidupku. Dimana aku dituntut untuk lebih dewasa dengan segala rintangan dalam hidup. Menentukan jalan hidupku sendiri. Kebebasan yang tak sepenuhnya bebas. Mengapa demikian? karena aku percaya, hidup dalam ridho-Nya lebih nikmat dari pada hidup sesuka hati. Namun, jauh dari-Nya. Ridho-Nya ada dalam keputusan kedua orang tuaku.

Aku lulus smk pada tahun 2018. Satu tahun yang lalu. Aku memutuskan untuk tidak langsung melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan. Banyak pertimbangan yang aku fikirkan. Selain karena kondisi kesehatan bapak yang sedang tidak stabil, aku memutuskan untuk bekerja sebagai tukang jahit. Memperdalam skill yang ku punya semenjak smk.

Selama itu pula aku mengamati, perubahan dan perbedaan tentang teman yang berkuliah dan yang tidak. Ya, semua memiliki nilai positif dan negatifnya masing – masing. Walaupun tak terlepas dari karakter setiap individu. Aku sadar, pemikiranku tentang hidup dan banyak hal sangat kacau. Aku hidup dalam lingkup yang keras dan kaku. itu mempengaruhi pola fikir, menurutku begitu.

Hasrat untuk berkuliah mulai tumbuh kembali dalam anganku. Setelah mengalah pada nasib yang tak berpihak padaku tahun lalu. Kali ini aku harus menang. Karena aku dilahirkan untuk menjadi pemenang. Ya Allah, restuilah langkahku kali ini.

Mari kita berfikir secara realistis. Kuliah, membutuhkan biaya. Tapi, bapak tak mengizinkan aku kuliah. Itu artinya bapak tidak akan membiayai kuliahku. Sampai di sini apakah sudah paham? Di sini lah masalahnya. Lalu bagaimana dengan restu orang tua yang menjadi bagian dari ridho Gusti Allah? apakah dengan memaksa kuliah dianggap sebagai anak yang durhaka? Mari kita bahas satu – persatu.

Di bawah ini adalah potongan dari surat Ar- Rad ayat ke 11. Karena aku adalah seorang muslimah yang memiliki kitab Al – qur’an sebagai pedoman dalam hidup di dunia. Al-qur’an bukan hanya untuk dibaca dan dipelajari namun, juga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Mari belajar bersama- sama. Karena akujuga  percaya akan adanya Allah, Tuhan semesta alam.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).

Dari ayat di atas, dan beberapa tafsir yang aku baca. Ada 2 takdir. Yaitu takdir dari Allah, ketentuan mutlak. Dan takdir untuk manusia, maksudnya takdir itu bisa berubah karena usaha dari si manusia itu sendiri. Kalau prinsip aku, berusaha aja dulu. Perihal hasil akhir itu ketentuan Allah. Jadi, kedua takdir tersebut mampu bekerja secara berimbang. Tolong bedakan antara ikhlas dengan pasrah ya.

Pengibaratannya begini, banyak orang bilang nasib manusia itu seperti roda. Terkadang di atas dan terkadang di bawah. Seperti waktu yang terus berjalan. Dan untuk bisa memutar roda yang ada di bawah pindah ke atas, adalah dengan mengayuh pedalnya. Dan itu membutuhkan usaha. Sampai sini apakah sudah paham ?. usaha itu sangat penting dalam mewujudkan mimpi menjadi nyata. Semakin keras kamu berusaha maka in sya Allah peluangnya juga akan semakin  besar. Bukankah dalam ayat di atas tadi sudah dijelaskan ?. bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu hamba, jika bukan hamba itu sendiri yang merubahnya.

Ingin kuliah tapi tak ada biaya? Beberapa solusi yang aku sarankan adalah dengan bekerja, menabung, mencari beasiswa, atau bisa juga dengan mencari orang tua angkat yang siap menguliahkan. Terima kasih untuk sahabatku yang telah meminjamkan buku berjudul ‘kuliah modal nol rupiah’. Buku itu sangat membantuku. Teruslah berusaha, tunjukan pada dunia siapa kamu sebenarnya.

Setiap orang tua memiliki alasan tersendiri, mengapa beliau melarang putra – putrinya atas sesuatu. Dan ini perlu untuk dikomunikasikan dengan baik. Sampaikan aspirasi kalian dengan bahasa yang mudah di mengerti, singkat, padat, dan jelas. Bukalah pemikiranmu, cobalah untuk memahami posisi orang tua dari sudut pandang mereka. Banyak dari orang tua yang merasa ragu dengan kemampuan sang anak. Ini adalah tugas besar bagi sang anak untuk mampu membuat orang tua merasa yakin bahwa kalian bisa.

Tunjukan kegigihan terhadap mimpi positifmu. Aku yakin, dengan berjalannya waktu orang tua akan rela dengan mimpi kita. Selama mimpi kita tersebut masih bersifat positif, baik, dan tidak menyalahi aturan yang ada. So, jangan takut bermimpi. Hilangkan keraguan di hati mereka yang meremehkanmu. Kau harus bangkit dan tunjukan betapa hebatnya dirimu.

Ketika hati orang tua luluh karena melihat usaha kita yang bersungguh – sungguh. Maka akan timbul keikhlasan yang menghasilkan restu. Ketika orang tua sudah memberi restu maka Gusti Allah pun juga akan memberi Ridho-Nya.Orang tua juga perlu untuk di rayu, diyakinkan dan dibujuk. Sampai di sini apakah sudah paham ?. jadi,  masalah restu selesai.

Lalu apakah dengan memaksa kuliah dianggap sebagai anak yang durhaka? Jadi gini, anak dianggap durhaka kepada orang tua jika sang anak telah menyakiti hati orang tua, membentak, memukul, berkata kasar, memasang muka masam, membuat orang tua bersedih dan menangis, menelantarkannya dan tidak melayani orang tuanya, lebih mementingkan istri ketimbang orang tuanya, tidak menurut kepada orang tua, mencela orang tua dan lain sebagainya.

Tetaplah berusaha sekuat tenaga, perihal hasil itu urusan Gusti Allah. Menuntut ilmu itu dianjurkan dalam islam. Umat islam adalah umat yang cerdas, berpengetahuan luas dan lemah lembut dalam bersikap. Luruskan niat, berangkat kuliah untuk mendapat ridho-Nya. Tetap bersikap lembut kepada orang tua, berbakti kepada keduanya. Ini erat kaitannya dengan point sebelumnya. Dimana restu orang tua berperan perting dalam hidup, danini perlu untuk diperjuangkan.

Ayat di bawah ini adalah tentang pentingnya menuntut ilmu. Sebenarnya menuntut ilmu tidak hanya bisa dilakukan di bangku perkuliahan semata, namun bisa juga di majelis ilmu yang lain. Hanya saja kuliah berasal dari lembaga resmi yang mampu mengeluarkan ijazah yang mungkin berguna di masa depan. Lingkungan juga berpengaruh besar dalam membentuk karakter individu, dan sebagai penunjang dari ilmu yang dipelajari.

"Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan  memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah  kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat". Q.S Al-Mujadalah ayat 11 

Setelah melewati begitu banyaknya rintangan, alkhamdulillah . sekarang aku berkuliah di IAIN METRO semester satu jurusan PGMI. Mendapatkan beasiswa bidikmisi. Membiayai kuliahku dengan sisa tabungan ketika bekerja dahulu sampai dana dari beasiswa cair. Membuka usaha jait kecil – kecilan di rumah, sebagai tambahan uang jajan di kampus.

Aku tidak pernah menyesal menunda untuk kuliah selama satu tahun. Justru, aku bersyukur karenanya. Pendewasaan yang luar biasa. Mungkin memang kita harus beistirahat sejenak dari mimpi kita, untuk memulai menyusun strategi yang luar biasa supaya tepat sasaran. Kuncinya adalah fokus pada mimpimu.

Kondisi kesehatan bapak sudah membaik selama setahun ini. Untuk mendapatkan restunya pun tidak mudah. Aku harus  bujuk beliau dalam waktu yang lama. Bahkan jauh sebelum aku lulus smk. Sabar, bukankah proses tidak akan mengkhianati hasil ?. Dengan berpegang teguh pada restu ibu yang memang menginginkan anak seorang sarjana. Aku terus berjuang. Semoga sampai akhir aku mampu untuk bertahan. Setelah melihat berbagai perjuangan ku yang bisa dibilang jatuh bangun. Akhirnya bapak memberi restunya untuk aku berkuliah, dengan beberapa persyaratan dari beliau yang harus aku penuhi.

Aku percaya, setiap dari kita berhak menang atas mimpi kita masing – masing. Setiap dari kita hebat dengan cerita kita masing – masing.  Setiap dari kita juga memiliki jalan juangnya masing- masing. Lalu untuk apa bersedih secara berlarut? Mulailah untuk bangun, dan perjuangkan mimpimu menjadi nyata. Tetaplah berprasangka baik kepada Allah sang pemilik alam semesta.

Apakah kalian tahu perjuangan Thomas Alfa Edison dalam menemukan lampu pijar?. 1000 kali percobaan gagal. Lalu pada percobaan yang ke 1001, ia berhasil menemukan lampu pijar. Jika  kamu baru gagal tiga kali dan merasa dunia tak adil, cobalah untuk berfikir lebih luas. Jika Thomas berfikir hal yang sama denganmu saat ini. Tentu sekarang kita tidak akan bisa menggunakan lampu saat ini. Teruslah berjuang dan habiskan stock gagalmu.
           
Salam generasi bergerak dari ku. Maaf aku tidak bisa menuliskan mimpiku yang gagal di tahun ini. Karena aku percaya itu bagian dari kuasa Gusti Allah, aku pun ikhlas jika bukan sekarang. Atau mungkin itu adalah bagian dari mimpiku yang belum saatnya untuk berubah menjadi nyata. Teruslah berjuang hingga stock gagalmu habis. Jangan lupa minta do’a restu orang tua, supaya jalan juangmu mulus seperti jalan tol.


Kotagajah, 8 desember 2019
Penulis Riani Indraswari 


0 Response to "[Kelas Menulis Ikabim] Mimpi yang Tak Lagi Mimpi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel