Aku Tak Pernah Ingin Membuatmu Marah
Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Barangkali kamu tahu itu, aku akan begitu ringkih membayangkan nyalak matamu, dan tepat pada saat yang sama aku telah membuat perjanjian kepada diri sendiri bahwa tak seharusnya membuatmu marah, meskipun, marahmu sulit sekali diartikan sebagai kemarahan. Kamu masih saja bersikap hangat, sedang kepalaku masih saja sekeras batu.
Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Percayalah. Membiarkanmu larut dalam ketidakramahan antara kepala dan hati, akibat prasangka yang datang silih berganti. Melahirkan asing di antara kita, menjadi sosok yang tak lagi saling mengenal, lalu kita saling kehilangan seseorang yang kemarin memeluk hangat dengan banyak perasaan sayang yang tak henti dipupuk.
Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Kau harus tahu itu, meski suatu waktu, kadang aku tak selalu bisa menahan kekeliruan dan kesalahan. Melakukan tindak tanduk bodoh yang akhirnya membuat pikiranmu runyam sendiri. Menjadi perempuan paling menyebalkan, yang membuatmu hilang kendali atas perasaan dan hati. Dan saat ini, melihatmu semarah itu, aku kehilangan aku yang sudah berjanji pada diri sendiri.
Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Mengangankan kamu untuk tetap mesra dan baik-baik saja. Tapi siapa sangka, aku yang pernah berjanji ini, nyatanya tak selalu mampu memenuhi ucapannya. Maka pada saat kamu marah, -sebenarnya- tiada yang paling menyesal selain diriku sendiri. Sebab aku telah gagal berupaya untuk bisa menjadi seseorang yang selalu menyenangkan dan menenangkanmu.
Tapi, percayalah. Pada setiap kekurangan dan keterbatasanku. Aku tak pernah ingin membuatmu marah.
Aku menyayangimu, utuh, seluruh.
0 Response to "Aku Tak Pernah Ingin Membuatmu Marah"
Post a Comment