Patah Hati dan Lagu Sorai
Saya tidak ingat kapan pertama kali mendengar lagu ini. Namun, setelah secara tidak sengaja, jemari saya merangkak lembut, menekan play pada ruang official Video Sorai pada jagat segala video berlabuh di YouTube. Lalu mendengarnya dengan sedikit memejamkam mata, lagu, irama, dan liriknya ternyata begitu tidak asing di telinga saya.
Mendengar lagu ini ketika pagi hari menjelang siang, sepertinya menjadi upaya diri yang berhasil untuk taubat dari dosa kesiangan karena telah melewatkan pagi nun indah serta kehangatan mentari pukul tujuh pagi. Lagu ini, pada pagi hari, berhasil menyenandungkan pesan yang disampaikan kepada saya, bahwa serupa pertemuan, perpisahan dan kehilangan juga patut dinyanyikan.
Dua batu nisan yang berjejer mengawali seluruh dari isi cerita di video clip lagu Sorai. Intro yang keluar dengan suara dan nada yang pas membuat merinding sendiri. Dini saya menebak, lagu ini merupakan lagu-lagu kematian. Tak ayal, lagu ini memang menceritakan tentang matinya perasaan, juga harapan seorang. Entah, paling tidak, begitulah yang saya dapat ketika hampir tiga Kali mengulangnya.
Pertemuan dan perpisahan itu diwujudkan seiring lirik pertama dinyanyikan, seorang perempuan berjalan pelan dan pasti dengan membawa rangkaian bunga dipelukkan jemarinya menuju batu nisan yang satu.
Langit dan laut saling membantu,
mencipta awan hujanpun turun,
Ketika dunia saling membantu
Lihat, cinta mana yang tak jadi satu.
Tak lama setelah itu, datang seorang lelaki, dari arah yang berbeda, mulai berjalan dengan segenap sambut, menghampiri perempuan itu. Mereka saling menyapa, mendekap, berdansa, lalu kemudian saling melepas.
Barangkali pesan yang disampaikan oleh lagu ini memang perihal kerelaan. Namun, tidak begitu mudah ditebak ketika mendengar lirik-lirik awal yang menceritakan tentang kesalingan dalam membahagiakan; langit dan laut, awan dan alam, aku dan kamu. Meletakkan luka-luka juga suka cita pada tempatnya.
Kau dan aku saling membantu
Membasuh hati yang pernah pilu
Mungkin akhirnya tak jadi satu
Namun bersorai pernah bertemu
Saya tidak sedang patah hati, tetapi mendengar lagu Sorai membuat saya seperti sedang patah hati lebih dari berkali-kali. Saya begitu menikmati setiap lirik dan dentuman manis yang sampai pada telinga, --juga hati saya--.
Seorang perempuan dengan bunga ditangannya, yang kemudian ia letakkan pada satu di antara dua batu nisan, seolah menjadi tanda paling sendu yang disusun dengan sedemikian indah sebagai bentuk lain dari penghormatan, menghantarkan kehilangan pada peristirahatan bernama merelakan.
Persis seperti bunga yang diletakannya, dansa yang pernah mengiringi sebelum keduanya saling membalikkan punggungnya memberi arti tersendiri, bahwa ketika pertemuan pernah dirayakan dengan sedemikian suka cita, perpisahanpun perlu dirayakan dengan selayaknya.
Selamat mendengar, selamat mengagumi, selamat patah hati.
Sorai - Nadine Amizah
Langit dan laut saling membantu,
mencipta awan hujanpun turun,
Ketika dunia saling membantu
Lihat, cinta mana yang tak jadi satu.
Kau memang manusia sedikit kata
Bolehkah aku yang berbicara
Kau memang manusia tak kasat rasa
Biar aku yang mengemban cinta
Awan dan alam saling bersentuh
Mencipta hangat kaupun tersenyum
Ketika itu kulihat syahdu
Lihat, hati mana yang tak akan jatuh
Kau memang manusia sedikit kata
Bolehkah aku yang berbicara
Kau memang manusia tak kasat rasa
Biar aku yang mengemban cinta
Kau dan aku saling membantu
Membasuh hati yang pernah pilu
Mungkin akhirnya tak jadi satu
Namun bersorai pernah bertemu
0 Response to "Patah Hati dan Lagu Sorai"
Post a Comment