Hidup Ini, Nak.

Dokumentasi Pribadi. (On frame Faiz Adam Suseno)
Hidup ini, Nak. Asal kau tahu. Ia adalah serangkaian peristiwa yang kadang menjelma sebagai kejutan, yang tentu tidak hanya berisi tentang hal-hal yang kau kira akan begitu menyenangkan, semenyenangkan tawa tukang balon dan es krim. Maka bila suatu saat nanti kau berada pada sebuah kondisi yang membuatmu bersedih dan ingin menangis, menangislah, Nak.

Tidak hanya itu, tentang perjalanan yang kian waktu, kian terasa rumit. Kian disederhanakan, kian bertambah sulit. Ini adalah tentang perjalanan manusia yang tak hanya menjumpai satu likuan. Perjalanan ini tak akan membiarkanmu berkelesa barang sebentar saja.

Maka, Nak, jika kelak kau tengah berada di jalan yang begitu terjal dan bagimu terasa melelahkan, berhentilah, tak apa. Luruskan dulu kaki dan seluruh alasan perjalanan hidup yang telah merasuk di sela-sela syarafmu. Istirahatkan dulu tubuhmu, hingga hilang segala lelahmu.

Nak, hidup ini tak selalu berakhir seperti apa yang kau mimpi-mimpikan, tak selalu berakhir dengan hal-hal yang bisa kau gapai meski kau telah sangat setengah mati berusaha, maka, jika semua berakhir dengan yang tak selalu kau hendaki, dan kau menemukan kegagalan, sangat tidak apa-apa untuk bersedih.

Juga tentang segala yang pernah hangat kau peluk, segala yang selalu erat kau genggam, tetapi harus kau lepaskan dan kemudian kau merasa kehilangan yang amat menyakitkan, itu adalah tentang merelakan. Tidak apa-apa, Nak, tanganmu sudah amat sempurna meski terkadang memang tak mampu untuk menggenggam segala yang ada.

Hidup ini tak hanya berwarna hitam dan putih, Nak. Boleh kau padu padankan hingga retina matamu bisa merekam keindahannya. Tentang warna-warna yang menyimpan kesedihan, rintih tangisan, kegagalan, kekecewaan dan luka. Tidak apa-apa, hidup penuh warna, selain itu, masih banyak warna yang melahirkan suka, tawa, bahagia, keberhasilan, dan hal-hal menggembirakan di waktu lainnya.

Nak, tidak ada yang pandai mengajarimu menjalani hidup untuk mendapat segala, tak pula ada yang mampu membuatmu memenangkan semua selain pengalaman-pengalamanmu yang telah kau lewati bersama tawa juga tangismu.

Dalam hidup ini, Nak. Tidak melulu perihal apa yang kamu dapat dengan begitu melimpah dan tumpah. Hidup ini adalah tentang bagaimana kamu mampu menjadikan apa-apa yang kau miliki dapat bermanfaat untuk manusia lain.

Juga bukan tentang kompetisi dan kau harus selalu jadi pemenangnya, bukan, melainkan perihal bagaimana caramu untuk merangkak naik, turun, atau bertahan tanpa harus menjatuhkan orang lain, tanpa menyingkirkan dan mengorbankan orang lain.

Dalam hidup ini, yang harus kau pahami adalah, bahwa bagaimana selesai dengan diri sendiri adalah sebaik-baiknya menjalani hidup yang rumit ini. Namun, serumit apa perjalananmu nanti, percayalah bahwa kau akan baik-baik saja, kau punya ibu yang tak melupakan doanya untukmu barang sedetik saja.
___
Dari aku yang saat ini sedang menggendongmu, jantung kita saling bertemu, kita berdialog dengan kata yang kehilangan suaranya, perihal perjalanan hidup yang kuketahui lebih dulu, sebelum berpindah kepangkuan ibumu lagi, mari sama-sama sepakati bahwa dunia ini memang tak pernah ramah, seramah rahim ibu. 

0 Response to "Hidup Ini, Nak."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel