Ini adalah Tentang Lelakiku


Ini adalah Tentang Lelakiku.

Aku rasa bukanlah hal yang mengada-ngada ketika Mahatma Gandhi berkata, “Where there is love, there is life.” Sebab, sebagaimana aku pahami, bagaimana rasanya menemukan kembali repih-repih kehidupan yang telah antah berantah.

Ini adalah tentang lelakiku.

Aku begitu mengenalnya lewat beribu-ribu huruf yang tersebar acak di jagat maya. Beribu-ribu makna yang terselip pada baris ekakarsa. Di antara derit sajak-sajak sendu yang beradu. Di antara puisi-puisi elegi yang menangisi sepi. Berkelindan sebagai satu yang teristimewa. Lelaki ini unik dan menarik, santun juga bersahaja.

Tentang lelakiku.

Pernah dalam beberapa kali kesempatan ia terlihat begitu manja, beberapa hal sederhana pun kadang kala perlu diingatkan, atau jika sedang begitu sibuk, beberapa amarah harus aku tahan, menggantinya dengan afeksi dan kehangatan. Namun, di lain waktu, ia menjadi seorang lelaki tangguh yang mandiri dalam memperjuangkan haknya untuk berbahagia, mendaratkan pikirannya pada secangkir kopi kadang juga kertas-kertas, atau  menggeliat pada sebuah forum lalu bertindak seolah badannya tak butuh rebah. Begitulah Ia, selalu begitu dengan caranya.

Ini tentang ia.

Lelaki yang memiliki keteduhan di matanya. Rumah yang ku tuju untuk pulang dan merebah lelah. Tempat memakamkan rindu-rindu yang sudah lebam dan membiru dalam pelukannya. Seorang yang bisa menjadi apa saja, muara segala cerita kekesalan juga kebahagiaan.

Tentang ia.

Banyak orang bilang bahwa untuk membuat seseorang jatuh cinta adalah dengan membuatnya tertawa, tetapi aku justeru jatuh cinta saat melihat ia tertawa. Ada sesuatu —entah bernama apa— yang membuatku selalu betah menatapnya berkali-kali dan berlama-lama.

Tentang ia.

Ia adalah seseorang yang rumit sendiri dalam urusan mengomentari kecerobohan dan keteledoranku terhadap hal-hal kecil yang remeh. Perkara penggunaan surel, misal. Ia adalah orang pertama yang khawatir jika aku akan keracunan oleh lipstick yang turut tertelan bersama makanan atau minuman. Ia adalah seorang yang seolah hidupnya tak tenang bila melihat air pada gelas di atas meja tak ku sentuh sama sekali. Seolah kedamaian akan segera padam bila aku lupa minum setelah makan. Namun, ia menjadi begitu lembut saat menggenggam tanganku ketika segala hal terasa tak waras dan memusingkan. Hadirnya adalah satu-satunya hal paling masuk akal yang aku punya.

Lelaki ini adalah seorang sabar yang menyabarkan, seorang yang tabah dan menabahkan. Ia selalu mampu memaafkan dan memberi kesempatan, meski aku tahu banyak kesalahan terlewat batas yang aku lakukan, entah yang ku sengaja maupun tidak. Ia selalu mau memberiku waktu untuk memperbaiki diri, sebab ia tahu bahwa aku ingin selalu menjadi seseorang yang pantas untuk diajak saling dalam segala.

Ini masih tentang ia.

Lelaki yang memelihara ide-ide gila. Bagiku, isi kepalanya adalah kegembiraan pasar malam. Padanya aku tersesat dengan sukarela. Menjadi seorang anak kecil yang riang bermain hingga tak terpikir pulang.

Ini masih tentang lelakiku.

Seseorang yang selalu mampu menerjemahkan isi kepalaku yang penuh dengan dongeng-dongeng mustahil dan cerita-cerita purba. Ia tak pernah lesu saat mendengarkanku bercerita, sekalipun tentang keluh. Ia selalu bisa membuatku merasa menjadi perempuan hebat saat aku menjadi diri sendiri sebagaimana adanya. Ia tak pernah mengeluh meski segala hal yang aku bicarakan sebenarnya membosankan dan mengherankan. Ia tahu bagaimana cara memuliakan perempuannya.

Ini tentang dirimu, Ahmad Mustaqim.

Seseorang yang selalu bisa membuatku jatuh cinta. Seseorang yang mengajari bahwa mencintai adalah juga memberi kebebasan. Mencintai adalah tanggungjawab tanpa membebankan.

Terima kasih untuk hari-hari penuh cerita. Mari menghitung lebih banyak lagi untuk waktu-waktu mendatang. Tetaplah seiring dan bergenggaman tanpa pernah merenggang.


0 Response to "Ini adalah Tentang Lelakiku"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel