Temu
Aku melihatnya, sebuah kaleng yang baru saja ia singkirkan dengan kaki kanannya, dengan mimik kesal-terjebak hujan, mungkin. Setelah lama ditempat teduh ini, perkata ia haturkan, aku hanya menjadi pendengar baik, tersenyum sembari menatap kaleng itu, mengingat banyak sekali yang ia ceritakan membuatnya lupa diawal kecap ia mengatakan bahwa ia seorang yang pendiam, lucu memang.
Akhirnya gerimis menghantarkan kita pada sebuah hukum alam, pertemuan-perpisahan. Namun, aku akan mengingatnya selalu.
Semoga kita bertemu lagi secara kebetulan lalu kita berkenalan lagi, sebab aku mudah lupa dengan nama orang yang barusaja ku kenal, sial sekali memang :)
0 Response to "Temu"
Post a Comment