Catatan dari Solo
Hari Pertama
Setiba di Solo sekitar pukul 13.40, Rabu (12/09) saya langsung bergegas menuju hotel sunan. Disambut hangat oleh panitia, melengkapi registrasi, sedikit mengobrol, kemudian saya dipersilahkan untuk beristirahat dikamar. Tentu, menyiapkan energi untuk mengikuti ceremonial workshop kewirausahaan yang diselenggarakan oleh kementerian Agama Republik Indonesia di aula hotel sunan, Surakarta, Solo.
Sekilas memang tidak ada yang berbeda dari workshop-workshop yang pernah saya hadiri di lampung sebelumnya. Seperti terdapatnya narasumber, moderator, materi, dan 30 peserta dalam satu ruangan.
Ceremonial berlangsung beberapa menit, lalu setelahnya dilanjutkan dengan materi, Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan mengawali workshop dengan memancing para peserta yang merupakan perwakilan dari PTKI se-Indonesia ini untuk berdiskusi dan mau memunculkan gagasan mengenai tema yang akan disampaikan, yakni generasi millennial berwirausaha.
Ruchman basory mengatakan Kementerian Agama sangat berkepentingan agar mahasiswa PTKI saat ini mampu menanamkan dan mengembangkan jiwa berwirausaha. Karenanya, harapan dari diadakan workshop tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan sehingga dapat mendorong generasi millenial mau berwirausaha untuk menyongsong kehidupan yang penuh tantangan.
Workshop berlangsung sampai dengan pukul 22.00 lebih cepat satu jam dari jadwal yang tertera pada rundown. Tidak masalah, memang seharusnya kami, seluruh peserta dan panitia perlu istirahat, menyiapkan kembali tenaga untuk workshop pada hari kedua.
Hari Kedua
Sepertinya waktu berputar lebih cepat disini, atau karena memang saking badan merasa lelah, rasanya baru saja menikmati kenyamanan tidur diatas kasur yang amat empuk. Pagi-pagi sekali, saya harus segera bergegas bersiap-siap untuk mengikuti workshop hari Kedua. Workshop diawali dengan yel-yel wirausaha. Saya sedikit lupa, karena memang mirip seperti lagu dan liriknya sedikit panjang. Intinya yel-yel tersebut dapat membuat suasana ceria, segar, dan bersemangat.
Workshop hari kedua berlangsung menggunakan metode yang berbeda, workshop disampaikan melalui permainan-permainan yang telah disediakan narasumber. Para peserta diberikan dua permen dengan warna acak, setelahnya peserta diminta untuk mengumpulkan tiga permen dengan warna berbeda untuk mendapatkan satu buah mobil mainan. Keadaan menjadi sedikit gaduh ketika masing-masing peserta sibuk mendapatkan permen yang akan ditukarkannya. Setelahnya, diantara peserta ada yang dapat mobil, permen tetap utuh, dan kehilangan permennya.
Permainan ini dilakukan hingga tiga tahap, tatacaranya masih sama saja. Yang membedakan adalah yang awalnya sendiri, lalu dibentuk dua kelompok besar, kemudian menjadi satu kelompok besar. Tujuan dari permainan ini tentu mengasah pola pikir peserta, bagaimana kami bisa mendapatkan sumber daya, menggunakan sumber daya yang tebatas, dan mengembangkan sumberdaya tersebut.
Workshop hari kedua selesai sampai pukul 13.00, dilanjutkan dengan ishoma. Setelahnya, pada pukul 14.30 para peserta di ajak untuk mengunjungi usaha Martabak putra sulung Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka. Martabak yang dikenal dengan nama Martabak Kota Barat (baca : Markobar) di Cabang Markobar Solo Grand Mall yang berlokasi di Jl. Sutawijaya No. 147, Penumping, Laweyan, Solo.
Tujuan peserta diajak kemari ialah untuk dapat sharing sekaligus memotivasi peserta dalam berwirausaha. Tidak harus berwirausaha martabak, tetapi bisa mengambil ilmu gibran dalam kerja kerasnya untuk mewujudkan wirausahawan sukses. Peserta memang tidak langsung bertemu dengan gibran, namun sudah digantikan oleh manajernya untuk sedikit berbagi resep keberhasilan dalam berwirausaha.
Hari ketiga
Malam menuju hari ketiga, sedikit, saya mulai mengenali lebih akrab para peserta workshop disini. Dari nama, jurusan, asal kampus, dan kota. Istirahat malam setelah workshop dan kunjungan kamis sore, saya, dan peserta lain isi dengan ramah tamah sambil menikmati santap malam.
Saya sempat sedikit terheran ketika sesi perkenalan diantara kami yang bertigapuluh hanya terdapat dua atau bahkan satu, yakni saya sendiri yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Ternyata banyak dari mereka adalah Fakultas syariah, dakwah, dan tarbiyah.
Awalnya, saya mengira bahwa seluruh peserta yang hadir merupakan mahasiwa dari Fakultas Ekonomi dan bisnis Islam. Yang memang menurut pandang saya, hanya fakultas tersebut yang bersinggungan dengan workshop yang diselenggarakan ini.
Lalu, bagaimana ketika seorang mahasiswa yang basicnya bukan pada perekenomian dapat hadir pada workshop kewirausahaan tersebut? Apakah lembaga hanya asal tembak saja untuk mengirim satu dari ribuan mahasiswa datang mewakili?
Tidak, jauh dari dugaan saya. mereka yang hadir disini adalah anggota kopma, terdiri dari ketua umum kopma dan kader kopma. Disini tidak ada yang mempermasalahkan Fakultas mereka, kontribusi mereka di kopma membawa mereka kemari dengan harapan sepulang dari kegiatan ini mereka dapat mengembangkan kopma dimasing-masing kampus mereka.
Sebelumnya, kopma merupakan akronim dari koperasi mahasiswa. Koperasi tersebut dapat berupa usaha kantin, foto copy, penggadaian, atau minimarket yang di jalankan oleh seluruh mahasiswa pada suatu perguruan tinggi yang tergabung pada organisasi kopma tersebut.
Biasanya, kopma tergolong kedalam UKM atau UKK, sehingga ada anggaran sekitar 14.000.000 dari pemerintah, anggaran tersebut dapat digunakan untuk modal, setelah diakhir kepengurusan seluruh modal ditambah untung akan dibagi rata kepada seluruh anggota kopma. Di IAIN Madura misal, kopma disana sudah menjadi UKK, sehingga ada anggaran setiap tahun untuk mereka senilai 14.000.000.
Salah satu ketua umum kopma, yang juga merupakan peserta mengatakan kepada saya, bahwa adanya kopma tersebut selain mendapat wawasan dan mandiri dalam berwirausaha, juga sedikit dapat membantu uang jajan.
Beruntung, disini saya dipertemukan dengan mereka yang mampu memberi kemungkinan baru untuk kampus saya kedepan. Kopma memang masih asing di tellinga saya, atau bahkan pada seluruh mahasiswa IAIN Metro. Ketika bahan bincang mereka melulu soal kopma, saya merasa kerdil, merasa tidak tahu apa-apa, minim sekali pengetahuan saya tentang kopma.
Sadar merasa belum mengenal kopma, maka ketika agenda makan malam sebelum penutupan workshop berlangsung, saya sengaja turut nimbrung di meja yang terdapat beberapa peserta, yang saya ketahui mereka adalah ketua umum kopma. Bukan maksud untuk tebar pesona, wajah mereka memang tampan-tampan, cool, dan berwibawa, tetapi lebih dari itu saya ingin mencuri ilmu-ilmu mereka, ilmu mengenai serba-serbi kopma, tentu.
Singkat cerita, saya mulai menceritakan kebelumberadaan kopma di kampus saya. Sedikit mereka mulai menanggapi peduli, kemudian memberi masukan-masukan bagaimana mulai membangun kopma, dari hanya sebuah kumpulan beberapa mahasiswa menjadi UKM atau UKK.
"Kopma bisa ditangani oleh mahasiswa disemua jurusan. Tidak hanya oleh mahasiswa FEBI. Di kampus saya, semua mahasiswa diberikan kesempatan untuk berwirausaha. Kita ini dibentuk untuk mencipatakan lapangan usaha, bukan melulu menjadi budak kapitalis." Bercanda yang sedikit serius dari salah satu ketua umum kopma al-fatah ponorogo, kami yang disekilingnya tertawa kecil mendengar pernyataan tersebut.
Mereka banyak menumpu harapan kepada saya, mendukung penuh jika sepulang dari solo ini saya mau menggali mengenai kopma lebih dalam, mengajak seluruh mahasiswa yang mau berkontribusi bersama membangun kopma di kampus.
Mereka menunggu kabar baik dari saya. Saya sendiri sadar, tidak mudah dan butuh kerja keras untuk mengumpulkan mahasiswa yang siap dan mau membuat suatu wadah untuk mahasiswa berwirausaha seperti kopma. Bersyukur, mereka siap memberitahu konsep-konsep kopma agar dapat berjalan. tidak lepas dari itu semua, tentu juga saya butuh dukungan dari Dr. Ida Umami, selaku warek III bidang kemahasiswaan di IAIN Metro.
Kedepan kami berharap dapat membuat forum pertemuan kopma mahasiswa PTKI se-Indonesia. Tidak hanya sampai disini saja, masing-masing kampus bisa saling bergantian menjadi tuan rumah pada forum pertemuan kopma. Rencanya, pertemuan tersebut akan membahas lebih dalam mengenai kewirausahaan mahasiswa PTKI melalui workshop serupa dengan menghadirkan narasumber yang mumpuni dalam bidang kewirausahaan dan kemenag melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam pun siap mendukung.
Tidak terasa malam sudah larut, saya dan peserta lain kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena jumat pagi peserta harus sudah siap-siap meninggalkan hotel untuk kembali ke Kota masing-masing.
Saya sangat besyukur atas diadakannya acara ini, dan dapat menjadi salah satu peserta diantaranya. Banyak ilmu dan kemungkinan-kemungkinan baru yang saya dapatkan, yang tentu tidak lepas dari doa dan dukungan dari pihak-pihak terkait, sehingga dapat bermanfaat untuk saya dan orang lain.
Kepada bunda Ida Umami, selaku warek III IAIN Metro. Saya haturkan terimakasih banyak atas kepercayaan bunda mengutus saya untuk mengahdiri workshop kewirausahaan di Solo. Kepada pak Dharma, bu Hifni, pak Sutik, bu Zulfi, rekan-rekan metrouniv.ac.id, pojok boekoe cangkir, dan teman-teman di IAIN Metro, fakultas EBI yang telah memberikan dukungan dan semangat.
Kepada kemenag khususnya pembimbing kami; Bapak Ruhman Bashori, pak Jazuli, pak Asyikiin, bu Otis, bu Ima dan pembimbing lainya. Semoga ibu bapak senantiasa membimbing kami dengan senang hati, agar tercipta generasi pengusaha milineal yang mampu membawa keberkahan pada orang lain.
Kepada narasumber yang telah memberikan materi dan motivasi. Dan, untuk seluruh peserta, yang saya anggap layaknya keluarga. Semoga pelatihan ini menjadikan ilmu kami bertambah, bermanfaat untuk semua, dan mendapat keberkahan dari-Nya.
Terkhusus, Bapak dan ibu, terimakasih banyak atas doa dan restu yang tiada terputus. Semoga lebih banyak lagi manfaat ilmu dan kebaikan yang anak mu dapat dan sampaikan. Kepada Tuhan Yang Maha Esa, 'Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syaiin qadiir'
Metro, 15 September 2018.
Wahyu Puji A.
Wahyu Puji A.
0 Response to "Catatan dari Solo"
Post a Comment