Perempuan Bercadar

Sc designkarikatur.blogspot.com

Setelah melakukan pertimbangan beberapa tahun, mencari referensi dari Nash, dan bermusyawarah dengan keluarga, akhirnya pada semester genap ini saya berani menanggung resiko dari keputusan yang akan mengubah hidup saya kedepan. Keputusan sebagai muslimah yang utuh dalam menutup aurat. Yang saya percayai hal tersebut bisa menyelamatkan orang tua saya dari api neraka.

Saya sangat tahu betul resiko yang akan saya hadapi. Sebagaimana mahasiswa di jurusan pendidikan yang memang dituntut untuk tampil didepan, petinggi kampus tentu akan menentang saya.

Saya tidak peduli, meski setiap hari saya makan sindiran pedas dari teman satu kelas. Terlebih dosen, yang secara terang-terangan menolak pemakaian cadar. Saya rasa mereka hanya perlu waktu untuk terbiasa, kesakitan ini tidak akan lama. 

Saya kira memang begitu, tidak akan lama, belum juga sakit itu hilang. Keluarga sudah saja turut menentang. Terlebih ibu, beliau menentang keras, maksud ibu tidak beralasan, saya sendiri sulit menemukan jawaban atas persoalan yang saling bertentangan, yang lahir dari alasan yang sama. 

Semakin hari, penolakan dari ibu malah semakin menjadi. Baiklah, kedepan saya akan melepasnya, untuk sementara sampai saya kembali menemukan izin dari seseorang yang akan mengambil saya untuk menjadi tanggung jawabnya. 

Semoga tidak ada yang sia-sia. Semoga saya bukan sedang meninggalkan syariat, melainkan sedang mengamalkan syariat yang lain, berbakti dengan mengindahkan larangan ibu.

Saya percaya, Tuhan telah banyak menyiapkan jalan lain untuk saya berbakti, ketika saya tidak menemukan jalan bakti melalui cadar ini.

0 Response to "Perempuan Bercadar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel