Hari Anak Perempuan Internasional, Kita Bisa Apa Untuk Melindungi Mereka?
Beberapa waktu lalu dengar peserta SPP WES Payungi @womenandenvironment_payungi cerita tentang teman bermainnya yang ketika masih berusia 5 atau 7 tahunan jadi korban pelecehan seksual guru les ngajinya sendiri. Anak perempuan kecil itu di paksa memainkan zakar yang saya yakin banget ini anak pasti sama sekali belum ngerti itu apaan dan gunanya untuk apa.
Kemarin juga sempat viral kasus di Luwu Timur yang diangkat oleh Project Multa Tuli, anak-anak perempuan yang mengalami kekerasan seksual oleh ayah kandungnya sendiri. Orang yang sangat dekat dan seharusnya menjaga kepercayaan anak-anaknya.
Kamis kemarin, saya juga baru saja membaca berita dari Lampung seorang anak usia 9 tahun dicabuli di WC Masjid oleh seorang penjual sate keliling, yang sebelumnya modus dipinjami hp dan dilihatkan poto-poto dewasa.
Mengcapek bgt!!!
Kasus kekerasan seksual terhadap anak ini kaya nggak habis-habis malah nambah terus korbannya. Jangan-jangan juga masih ada lebih banyak lagi kasus kekerasan dan eksploitasi anak yang nggak sampai ke telinga kita, telinga orang tuanya, atau malah bahkan ke telinga penegak hukum!
Saya nggak bisa membayangkan bagaimana anak-anak perempuan malang itu seumur hidup akan tumbuh dengan rasa traumanya.
Upaya perlindungan, penyembuhan dan perhatian macam apalagi yang bisa dilakukan untuk menghilangkan memori jahatnya orang-orang yang berada dekat di sekitar mereka.
Ini belum berbicara sampai ke ranah online, seperti adanya ancaman eksploitasi yang sistemik. Anak-anak bisa saja dijadikan komoditas seks komersial, anak-anak bisa menjadi korban sexting, interaksi melalui teks, gambar atau video yang berbau seksual tanpa diketahui oleh orang lain. Dan masih banyak lagi bentuk kekerasan yang berpeluang luput dari pengawasan.
Lalu, pada Hari Anak Perempuan Internasional ini sebenarnya kita mau apa? Memperingati banyaknya data kasus pencabulan pada anak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun? Atau malah hanya menjadikannya ajang sosialisasi tahunan saja?
Sebenarnya saya juga penasaran, sudah seberapa sensitif sih kita terhadap kasus kekerasan yang menimpa anak-anak, apakah kita masih percaya bahwa kasus tersebut hanya ada di kota-kota besar, apakah kita masih merasa cukup aman hanya karena melihat anak-anak kita betah berlama-lama di kamarnya?
Apakah kita sudah terlalu kepedean bahwa kehidupan yang saat ini dihadapi anak-anak masih baik-baik saja, yang padahal kita sendiri juga tidak pernah pasang telinga dan melibatkan suara mereka. Tentu saja hal ini tidak bisa kita jawab jika kita masih saja belum berhasil menyingkirkan bias hirarki dewasa-anak.
Selamat Hari Anak Perempuan Internasional!
0 Response to "Hari Anak Perempuan Internasional, Kita Bisa Apa Untuk Melindungi Mereka?"
Post a Comment