Online Disinhibition Effect

Saya masih ingat betul beberapa waktu lalu anak-anak Kampoeng Dolanan 28 pernah menceritakan bagaimana cara mereka bisa mendapatkan pacar virtual melalui game online dan media sosial.

Pada suatu waktu, di dunia maya, ketika mereka bertemu lawan jenis yang berusia lebih dewasa, maka dengan mode cepat, mereka juga akan berubah peran sebagai seseorang yang memiliki usia yang sama dengan kenalannya.

Internet memang saya akui bisa dengan mudah memberi kesempatan seseorang menjadi 'anonymous'. Tak terkecuali kepada anak-anak ini, anonimitas seperti menawarkan kemudahan bagi mereka untuk bisa berperan menjadi siapa saja di dunia maya tanpa takut identitas aslinya akan diketahui.

Ya, hal ini memang familiar disebut sebagai Online Disinhibition Effect, fenomena yang juga sedang dialami oleh anak-anak di Kampoeng Dolanan 28. Terkhusus mereka-mereka yang sudah punya hp sendiri.

Sebenarnya dengan adanya fenomena Online Disinhibition ini, salah satu yang saya takutkan adalah perihal kepercayaandiri anak-anak. Saya khawatir jika kemudian hal ini menjadi habit yang akan mendorong mereka untuk selalu tampil menjadi orang lain di dunia maya, lalu kehilangan kepercayaandiri atas dirinya sendiri.

Seperti yang kapan pernah saya tulis, saya tidak mungkin 'memaksa' anak-anak ini berhenti memainkan gawainya dan memintanya berhenti berpura-pura menjadi orang lain sekadar untuk berkenalan saja.

Tapi saya percaya akan selalu ada cara lain, paling tidak untuk meminimalisir dan mengalihkannya ke hal-hal yang lebih positif; menjadikannya homo digitalis yang bijak dengan jarinya dan mengupayakan kepercayaan diri itu tumbuh dalam dirinya.

Saya pernah membaca artikel tentang bagaimana menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak adalah dengan memberikan kepercayaan penuh kepada mereka untuk mengekspresikan perasaannya, mengajaknya melakukan dan menghasilkan apa saja, lalu mengapresiasinya.

Maka itu, salah satu cara yang telah dicoba di Kampoengdolanan28 adalah dengan mengajak anak-anak menggambar apapun yang sedang mereka imajinasikan, entah tentang cita-cita, keinginan, atau apa yang mereka lihat di dunia nyata maupun maya: seperti karakter game dsb.

Kegiatan menggambar ternyata cukup efektif mengalihkan anak-anak dari gawai, dan tentu saja mereka bisa berbangga diri dengan karya yang dihasilkannya, ya meski ada saja yang merasa minder dan tidak puas dengan karyanya sendiri.

Ya nggak mudah memang, tapi bisa diyakinkan secara bertahap dan tidak tergesa-gesa. Karena di Kampoeng Dolanan 28 ini saya sama sekali tidak ingin ada anak-anak yang memiliki anggapan bahwa hanya dengan menjadi orang lain lah mereka baru akan bernilai dan mendapatkan apresiasi.



0 Response to "Online Disinhibition Effect"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel